Tanaman Bunga Euphorbia

Bookmark and Share
Tanaman Bunga EuphorbiaBUDIDAYA EUPHORBIA (Euphorbia milii)

Euphorbia adalah tanaman yang berasal dari daerah Madagaskar yang beriklim tropis. Selanjutnya menyebar ke asia dan afrika. Di beberapa daerah tertentu, masyarakatnya mengenal tanaman ini yang diyakini sebagai tanaman pembawa keberuntungan dan rejeki.
 
MORFOLOGI
Euphorbia adalah tanaman dengan batang berduri dan bergetah, dengan bunga yang menyembul dari ketiak daun berupa gerombol bunga. Sebagian dari jenis euphorbia tumbuh menyemak, tetapi ada juga jenis-jenis yang tumbuh tinggi dan besar. Bunga euphorbia yang sempurna selalu berkelipatan 8. Euphorbia dikenal juga sebagai bunga delapan dewa. 
 
Batang euphorbia tidak berkayu, tetapi jika tumbuh membesar akan mengeras. Bentuk batangnya ada yang bulat, ada pula yang bersudut. Batang ini ditumbuhi duri, ada yang berduri tunggal, ganda, dan duri yang berkelompok. Daun yang sehat agak tebal, dengan permukaan halus, dan tulang daun yang menonjol. Bentuk daun ada yang berujung lancip, oval, ada juga yang membulat, dan ada pula yang berbentuk hati. 
 
Euphorbia juga ada yang berupa species, ada juga yang varietas (biasa disebut jenis hibrida atau hasil persilangan). Euphorbia berkerabat dekat dengan kastuba, sehingga euphorbia juga adalah jenis tanaman yang peka terhadap cahaya pada malam hari. Adanya cahaya malam hari menjadikan tanaman ini tidak mau berbunga, tetapi akan mempercepat atau memacu tumbuhnya tunas samping.
 
MEDIA TANAM
Media tanam berfungsi untuk:
- Tempat tumbuhnya akar tanaman
- Penopang tanaman agar tumbuh dengan baik
- Penyedia air dan pupuk
 
Media tanam yang baik harus memiliki persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
- Tidak mengandung bibit hama dan penyakit dan bebas gulma.
- Mampu menampung air, tetapi juga mampu membuang/mengalirkan kelebihan air.
- Remah dan porous, sehingga akar bisa tumbuh dan berkembang menembus media tanam dengan mudah.
- Derajat keasaman (pH) antara 6,0 sampai 6,5
- EC media maksimal 0,5
 
Kelemahan dan kelebihan masing-masing bahan media tanam yang biasa digunakan adalah sebagai berikut:
 
- Sekam bakar; berasal dari sekam padi yang disangrai sampai hitam tetapi bentuknya masih utuh dan tidak sampai menjadi abu. Dengan disangrai ini, sekam menjadi arang sekaligus disterilkan, karena dengan suhu yang tinggi itu benih penyakit maupun benih padi yang tersisa akan mati. Arang sekam adalah media yang porous, tetapi kurang mampu menampung air. Oleh karena itu dalam penggunaannya, dicampur dengan media lain yang mampu menampung air.
 
- Serbuk sabut kelapa (coco peat); berasal dari sabut kelapa yang sudah dipisahkan dari seratnya, dan telah direbus untuk menghilangkan zat tanin (zat yang dapat mematian tanaman). Dengan perebusan, berarti juga sterilisasi untuk menghilangkan benih-benih penyakit yang mungkin ada didalamnya. Coco peat ini dapat menyimpan air yang banyak, sehingga apabila digunakan harus dicampur media lain agar kelebihan air tersebut dapat dibuang.
 
- Pasir; yang digunakan untuk media tanam adalah pasir sungai yang sudah disaring sehingga tidak ada kotoran berupa tanah, kemudian direbus untuk sterilisasi. Pasir pantai tidak dapat digunakan karena ada garam didalamnya. Dalam penggunaannya, pasir biasanya dicampur dengan media yang lain, karena pasir tidak mampu mengikat air.
 
- Batu kerikil Zeolit; berwarna hijau muda, adalah batuan yang mampu menampung pupuk yang disiramkan kepadanya, dan dapat juga mengurangi unsur kimia yang bersifat racun bagi tanaman. Batu zeolit dalam penggunaannya sebagai media tanam dipecah terlebih dahulu menjadi kerikil, agar ukurannya sesuai untuk media tanam.
 
- Styrofoam atau busa putih ; dipakai menjadi bagian media tanam hanyalah agar media tanam tidak terlalu padat. Dalam penggunaannya, styrofoam dipotong atau diiris sebesar dadu, dan ditempatkan di dasar pot.
Beberapa jenis media lain yang dapat digunakan oleh para hobiis adalah :
- Pakis (pakis dicincang dahulu sebelum dipakai),
- Spagnum moss,
- arang kayu, dll. 
 
Namun demikian, media-media tersebut sulit dijumpai dalam jumlah banyak, sehingga jarang digunakan untuk penanaman skala perkebunan.Perlu diketahui bahwa berbagai macam media tanam yang digunakan di atas tidak mengandung unsur pupuk sama sekali. Bedakan dengan pupuk kandang atau kompos yang sudah mengandung pupuk, tetapi kurang memiliki persyaratan-persyaratan sebagai media tanam yang baik untuk euphorbia.
 
PEMUPUKAN 
Pupuk adalah bahan makanan untuk tanaman. Pupuk diberikan kepada akar, untuk diserap oleh akar selanjutnya diolah dalam daun, untuk pertumbuhan tanaman. Tanaman yang kekurangan pupuk, akan tampak kerdil, dengan daun pucat atau kuning, dan kekurangan dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan kematian.
 
Tanaman membutuhkan 14 unsur pupuk (unsur hara essensial) untuk melengkapi seluruh kehidupannya. Karena media tanam yang digunakan tidak menyediakan pupuk, maka seluruh unsur ini diberikan dalam bentuk lengkap (disebut sebagai pupuk lengkap).
Pupuk diberikan dengan barbagai macam cara. Ada pupuk yang diberikan dengan cara dicampur media tanam, atau ditebar diatas media tanam, ada pula yang dicampur air terlebih dahulu dengan perbandingan tertentu, baru disiramkan ke media tanam, ada pula yang diberikan dengan cara disemprotkan kepada daun tanaman. Setiap jenis pupuk yang tersedia biasanya sudah disiapkan dari pabriknya untuk cara pemberian tertentu saja.
PENGAIRAN
Air adalah komponen terpenting untuk makhkluk hidup. Tanpa air, semua makhluk hidup di bumi tidak akan bertahan hidup. Demikian pula untuk tanaman. Air akan diserap bersama unsur pupuk, untuk keperluan hidupnya. Tanaman euphorbia yang kekurangan air, daunnya akan layu, kemudian menguning dan rontok. Selanjutnya batang akan mengering dan mati. Namun demikian, air juga tidak boleh diberikan dalam jumlah berlebih. Karena air dalam jumlah banyak dan terlalu lama berada di daerah perakaran akan menyebabkan akar tidak bisa bernafas, sehingga akar akan mati. Air yang berlebihan juga akan menyebabkan kelembaban tinggi, sehingga mempermudah tumbuhnya penyakit yang menyerang tanaman. Oleh karena itu, air harus disediakan dalam jumlah yang seimbang.
 
Air yang baik untuk tanaman harus memiliki beberapa persyaratan seperti dibawah ini:
- Derajat keasaman (pH) antara 6,0 sampai 6,5.
- Bersih, tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berrasa.
- Tidak memiliki benih penyakit.
- Tidak mengandung logam berat.
- EC (Electro conductifity) atau banyaknya zat yang ada dan larut didalamnya tidak melebihi dari 0,20 ms.
HAMA DAN PENYAKIT
Hama utama euphorbia adalah sebagai berikut:
· White Flies; Adalah kutu kecil berwarna putih bersayap dan dapat terbang. Daun yang diserang akan mengeriting. Selain itu daun akan berwarna hitam oleh kotoran yang ditinggalkannya kemudian ditumbuhi cendawan. Penanggulangan secara kimiawi dengan penyemprotan Talstar 1 ml/l atau Pegasus 0,5 ml/l
· Mealy Bug; Kutu kecil bertepung sehingga tubuhnya seperti kapas. Gejala serangannya hampir sama dengan white flies.
· Hama utama yang lain seperti Thrips, tungau, sama seperti pada adenium.
Penyakit utama euphorbia adalah sebagai berikut:
· Bakterial soft rot. Disebabkan bakteri, dengan gejala serangan berupa batang yang menjadi lunak, kemudian rebah dan busuk berbau. Serangan akan menghebat jika kelembaban media terlalu tinggi. Pengendalian dengan penyemprotan Agrept atau Agrimycin dengan dosis sesuai rekomendasi pabrik
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TERPADU.
Hama adalah makhluk hidup yang memakan bagian-bagian tanaman atau menghisap cairan dari jaringan tanaman (daun, batang maupun akar). Secara umum, sebagian besar hama adalah makhluk dari golongan serangga, namun ada juga beberapa golongan lain seperti siput, tikus dll. Sedangkan penyakit adalah makhluk hidup yang masuk dan tinggal didalam tanaman, dan aktifitasnya menimbulkan kerusakan tanaman. Makhluk hidup yang dapat digolongkan menjadi penyakit tanaman adalah dari golongan cendawan, bakteri serta virus.
Pengendalian hama dan penyakit terpadu adalah suatu cara untuk mengendalikan (tidak sama dengan pemusnahan atau pemberantasan), yang memadukan berbagai macam kegiatan sehingga hama dan penyakit dapat diminimalisir tidak melampaui ambang ekonomi atau tidak merugikan harga jual. Berbagai macam kegiatan pengendalian, dimulai dari tata cara budidaya pertanian (contohnya adalah menggunakan benih yang tahan hama dan penyakit, penyiraman, pemupukan, dan perawatan tanaman yang baik), sanitasi atau menjaga kebersihan lingkungan tempat tumbuh tanaman (contohnya menjaga kelembaban tidak terlalu tinggi, tidak banyak gulma disekitar tanaman, serta menjaga drainase agar tidak ada air tergenang), pengendalian secara mekanik dengan membuang hama secara manual dengan tangan, pengendalian secara biologi dengan memanfaatkan organisme yang memakan hama maupun penyebab penyakit, serta pengendalian secara kimiawi dengan menggunakan obat-obatan pertanian atau biasa disebut pestidida.
Secara umum, pengendalian hama dan penyakit terpadu dapat dijelaskan secara rinci sebagai berikut:
 
- Kebersihan lahan dan tanaman (sanitasi). Kebersihan tanaman dan kebersihan areal penanaman harus diperhatikan, karena hama dan penyakit dapat bermula dan hidup dari sampah, serta rerumputan disekitar tanaman.  
- Kesehatan tanaman. Tanaman yang dipupuk secara baik dan seimbang akan lebih tahan terhadap serangan Hama maupun penyakit. Tanaman bunga Euphorbia juga memerlukan cahaya matahari penuh agar pertumbuhannya lebih baik.
- Mengendalikan kelembaban media tanam, serta kelembaban lingkungan. Media yang terlalu lembab menyebabkan penyakit mudah masuk. Lingkungan yang terlalu lembab juga demikian. Setiap tanaman harus memiliki jarak yang sesuai, tidak terlalu rapat sehingga setiap daun memperoleh cahaya matahari yang optimal, sehingga dapat tumbuh dengan baik. Tanaman terlalu rapat juga menyebabkan penyakit mudah masuk.
- Penyemprotan dengan pestisida. Setiap hama dan penyakit, disemprot dengan pestisida yang sesuai. Cara penyemprotan juga harus diperhatikan, karena harus langsung mengenai sasarannya. Contohnya apabila hamanya spider mite yang bersembunyi di permukaan daun bagian bawah, maka penyemprotan harus diarahkan ke bagian bawah daun. Demikian pula untuk hama yang ada di pucuk daun, maka penyemprotan harus dari atas daun dengan jarak ketinggian minimal 50 cm dari ujung daun. Penyemprotan dapat dilakukan dengan menggunakan Knapsack sprayer (sprayer pompa yang digendong), atau menggunakan hand sprayer (sprayer tangan kapastias 1 atau 2 liter).


sumber: bbpp-lembang.info

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar